Senin, 11 Februari 2013

Bhutan

    Dua minggu telah berlalu, perjalanan yang mengharukan dan penga laman yang sungguh berkesan. Namanya Bhutan, sesudah berkeliling di indonesia kami sampai di Kathmandu /Nepal.
Pada umumnya Kota besar  di Asia, ribut, kotor, jalanya ber liku2dan ber lobang2, orang penuh sesak, ada yang pakai tutup mulut, bukan karena dia berpenyakit menular tapi, karena banyak debu. Aku juga ikut2an tutup mulut pakai selendang yang kubeli di Bali.
     Sebenarnya kami merasakan suasana yg kurang enak, kami  sudah mau angkat kaki dari kota ini. Tapi ada hal yg menarik saat kami jalan2 ke kota tua dan hampir di sepanjang jalan kami melihat banyak travel biro iseng 2 kami ingin tau, berapa duit ke Bhutan dan Tibet.
     Kami tanya beberapa travel untuk perbandingan harga,.kami putuskan untuk ke Bhutan,dan harus tunggu visa  satu minggu, kami tunggu, tapi sudah bosan di Kathmandu, kami pergi ke PoKhara. Jalannya tidak beraspal, wah ngeri banget ! , tidak berani melihat keluar, nanti jantung bisa copot, hahahaa, banyak bus kota yang kebut2an, saling  mendahului, sakin takutnya aku berpegangan terus ,mobil yang kita carter hanya mobil biasa dengan jalan yg begitu jelek, terasa bokong  kita ikut juga meloncat, xixixixi .
     Kami tinggal selama 4 hari di Pokhara, beda dengan Kathmandu, bersih sepertinya aku ingat di Bali, banyak tourist dari Cina. Udara bersih, kita mendaki gunung 6 jam, pulangnya kita naik taksi. Ada juga danau yg sangat indah dan terawat bersih. Kami pulang dari Pokhara 2 hari sebelum berangkat ke Bhutan. Kami tanya travel semua sudah beres, tinggal bayar tiket, guide, hotel, makan ,tidak usah bawa duit, semua sudah diatur disana. Yeaahuuu, tinggal berangkat, besok diantar ke Airport. Ada pesan dari Bhutan harus pakai baju yang agak tebal, karena lebih dingin, dari Nepal ter paksa harus buru2 beli jacket yang lebih tebal lagi .
     Nah besoknya kami siap2 untuk berangkat ke Bhutan, 3 jam sebelum penerbangan, jalan yang sering macet karena banyak trafik. Sampai di pesawat, penumpang tidak penuh, kita bisa ganti tempat duduk, dekat jendela, semua mau lihat mount everest, kami juga tidak mau ketinggalan, kebetulan cuaca begitu bagus, pemandangan bisa lebih jauh. Dengan camera yg ada zoomnya, kita bisa ambil photo yang indah dari pesawat saat mau mendarat di Bhutan Airport, tapi saat mau turun, benar2 menakutkan karena sayap  pesawat kelihatannya terlalu dekat dengan gunung, tapi pilotnya benar2 sudah hapal liku2 lembah, dimana mau belok, tidak sampai menyentuh gunung. 
     Kami turun dari pesawat, kami sudah ditunggu Mr Dorji di luar, langsung berangkat dengan mobil 4w dreive,comport, sebelum ke hotel kami langsung mengunjungi beberapa tempat wisata.
Sebelum ke hotel kami keliling dulu  ke tempat yang bersejarah untuk orang Bhutan, disana ada bekas Dzong yang sudah hancur, belum di renovasi, menurut cerita, tempat ini adalah pertahanan untuk melawan orang  yang datang dari Tibet, yang ingin mengambil negara Bhutan. Bhutan adalah negara kecil yg terdiri dari kerajaan .
     Rajanya baik  dan sangat di kagumi masyarakatnya, beristri 4 sisters, tiap istri punya Kraton sendiri sendiri. Kalau mereka lewat naik mobil, kenderaan lainnya harus berhenti. Ketika kami tiba di Paro airpot Bhutan, Rajanya berangkat ke India. Raja yang tua, menginginkan Bhutan menjadi negara demokrat, sekarang anaknya yang mengambil alih, di mana2 ada posternya, karena masyarakat  senang, kelihatannya.
     Tapi banyak yang merasa prihatin takut kalau seperti di negara lain, supaya menang pemilu semua ,jalan  ke kampung di bulldozer, tapi  tidak di aspal, kalau hujan turun jalan jadi rusak, gunung jadi erosi. Mereka tidak memikirkan  apa efeknya untuk orang kampung yang hidup dengan pertanian . Kami sampai di hotel, kamar kami  besar denagan balcon, jendela yang diukir bagus, cuma untuk aku sendiri masih terasa dingin. 
     Terpaksa aku minta ditambah electric hiter satu lagi .karena kamarnya besar susah untuk pemanasan, matahari sudah terbenam, besok pagi juga tidak kena sinar karena kami di bagian timur. dan sangat disayangkan, karena kami tidak bisa menikmati pemandangan dari balconnya karena kedinginan.
     Restorantnya bagus, semua sudah di pesan. Pelayan yang di hotel ada 3 orang, tapi yang menginap di hotel hanya kami dengan guide, ada juga Internet . Tiap kali kami mau sesuatu, di kantornya selalu kosong tak ada orang, kemana semua nya. ..? fikirku. Baru besoknya aku tau mereka punya kamar agak kepinggir  tidak ada hiter di kantornya, mereka kedinginan juga .
      Besoknya kami berangkat ke Thimphu untuk melihat Trashicho dzong.kita harus tunggu sampai  jam 5 sore, karena dipakai untuk administrasi negara dan juga untuk pengadilan, jadi tunggu keluar kantor . Sebelumnya kami pergi melihat statu bhuda yang terbesar di dunia? katanya, sebagai hadiah dari orang cina yg kaya dari Singapore.
     Memang bagus dan besar bisa di lihat dari segala penjuru, sebelum jam 5 kami sudah menunggu di luar, sudah ada juga touris lainnya yang antri. Begitu buka kami cepat2 masuk, yang lainnya masih foto2, jepret sana sini, batas hanya di luar, didalam tidak boleh, semua tas, camera, dititip di luar. .semua tidak boleh pakai cemera,  jadi cuma lihat thok, tidak boleh disentuh, ada ceritanya si Darta gautama ,tergambar disana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar