Senin, 25 Februari 2013

Bhutan dengan tradisinya.

Di Thinphu ada Bhuda Geannt, dengan seekor binatang yang mirip dengan babi dan kambing yg disebut Takin, tapi sebenarnya cuma ada di kebun binatang. Ceritanya suatu ketika ada Bhiksu dari Tibet  yang bisa megadakan sulap/ keajaiban, jadi penduduk setempat ber-sorak2 minta  kepada Bhiksu agar dikasih keajaiban pada mereka. Lalu Bhiksu minta di masakkan babi satu ekor dan kambing satu ekor, lalu semua dimakan oleh sang Bhiksu,  lalu tulang2nya di gabung  semua. Nah besoknya terjadi keajaiban atau miracle, tulang2 berubah menjadi  seekor Takin  yang mirip babi dan kambing .
     Paginya kami berangkat menuju ke Punakha, jalannya lambat, karena banyak camion yang bawa perlengkapan bangunan dari India, atau batu, pasir, dari Punakha ke Thimphu untuk mencapai ke puncak gunung  kita menempuh perjalanan selama 4 jam, jalannya ber- liku2 dan kadang tidak ber aspal .
Di Puncaknya ada Dzong  dan 108 stupa, tiap stupa ada paung Bhudanya, katanya sebagai penghormatan  bagi orang yang meninggal melawan  orang Nepal, atau bagi siapa yg kurang terang disampingnya ada kain2 sembahyang yang berwarna - warni, menghiasi pengunungan. Dari puncak ini kita bisa melihat gunung yang namanya Les trois soeurs (tiga perempuan bersaudara).
     Dari sini kita turun dengan jalan pegunungan yang ber - liku2  menuju  restorant di Lobesa, karena kami sudah sangat lapar, untung sudah di pesan sebelumnya. Restorantnya bagus dibuat dari kayu dan jendelanya besar2, makanannya lezat karena sudah lapar, kita tinggal milih sesuai selera. Didaerah ini rumah2 kelihatannya selalu di hiasi dengan penis laki2, kalau di batak di hiasi dengan susu 4 buah, kiri kanan dua 2 sebagai lambang kesuburan katanya.
     Apakah ada persamaannya? jadi aku tanya  apa artinya  gambar itu pada guide yg bernama Dorji katanya itu sebagai lambang  pertilisatie, laki2 yang memberikan sperma, supaya berketurunan, harus di puja2, tanpa penis tidak ada keturunan. Hahahaha.  Di desa ini ada temple yang dikunjungi banyak orang, supaya punya anak, dan sesudah punya anak mereka harus datang tiap tahun untuk memberi sesajen, supaya anaknya tetap sehat.
     Menurut yang kudengar, orang yang beragama Bhuda, kalau orang meninggal, dibakar lalu abunya dibuang ke sungai. Benar ! Tapi di Bhutan lain ceritanya, kalian mau tau ?. Nantilah  pasti kalian merasa kaget seperti aku. Seperti yg sudah kuberi tahu, kami ada undangan resepsi pernikahan jam 11.waktu setempat, kami disuruh ke tenda yang sudah disiapkan di sawah, tidak jauh dari rumah pengantin. Di Depannya ditaruh daun pinus pengganti tikar, buffe terdiri dari danging kerbau, dengan ber macam2 reset, nasi soup telur, sambal, dll.
Kami berbaris untuk ambil makan, lalu duduk di kursi yang disediakan untuk orang yang tidak suka duduk dilantai tanah. Aku duduk ditemani family dari pengantin yang pintar berbahasa inggris. Di depanku ada seorang laki2yang langsung duduk bersila dan tengkurap, aku tanya tetanggaku karena kelihatan sudah agak lama dia dalam posisi yang sama, apakah dia lagi semedi?. Tetanggaku bilang bukan,.... dia itu sudah mabuk, memang benar karena tidak lama kemudian laki2 itu terguling kesamping seperti orang ketiduran ?.
     Dia dibiarkan begitu saja asalkan dia tidak menggangu orang lain, toh nanti dia akan bangun sendiri katanya. Oh ya sebelum makan kita di sodori minuman, yang dibawa tamu sebagai kado, berupa minuman seperti beer, wiski, alkohol lokal dari beras, jadi kita tidak heran kalau pesta harus minum alkohol, lalu mereka mulai menari dan menyanyi. Hingga kami pulang, yang tadi mabuk masih tergelentang disitu, belum bangun2.
     Dari situ kami pergi menuju ke tempat saman (dukun) kebetulan satu kampung juga, hanya dukun berkemah di utara, kami jumpai saman dan masuk kedalam tenda, didalam tenda ada kepala babi yang besar, katanya sih sebagai sesajen untuk roh halus. Ada juga lilin, sepertinya penuh, tapi aku kurang tau nama2nya. Dorji minta kalau bisa ambil photo, dengan syarat kasih uang dulu, mereka tiga orang, keluar dari tenda dan mulai berpose untuk di photo. Menurut Dorji, ini adalah kebudayaan mereka sekali setahun diadakan, dan semua orang dari desa datang ramai2, dan memberi uang.
     Kalau masyarakat ada yang tidak datang saat itu, dukunnya tidak akan mau datang kalau dipanggil untuk mengobati seseorang yang sakit. Menurut mereka saman masih dibutuhkan untuk obat tradisi onal, mereka sepertinya masih lebih percaya pada saman daripada dokter yg di rumah sakit, tapi untuk penyakit yang lebih parah mereka harus bawa ke India untuk berobat. Tapi sebelumnya saman lah yang dipanggil, untuk melihat calender, mana hari yang bagus, untuk pesta, utk bangun rumah, dan bagaimana panen tahun ini.
     Semuanya hanya saman(dukun) yang tau,... .kadabra.... kadabra .....blablabla, datanglah kau roh nenek moyangku, yang tinggal di lembah sileung. ,,,,,,,..sama dengan orang batak yah ? sayang aku belum tau bahasanya, tertarik juga aku mau belajar obat2 nya, lain kali aja deh,... kami harus kembali ke Paro, besok harus pergi mendaki gunung untuk melihat TIGER,S Nest(monaster Tksang Palphug) yang tingginya 3200 m.

Bhutan dengan nenekmoyang nya .

     Aku ingin tau dimana mayat di bakar kalau meninggal ? Kalau di Eropah ada tempat kusus, di India di bakar pakai kayu. Di Bhutan kata Dorji,  anak yang berumur  0-8 tahun kalau meninggal, di buang ke sungai untuk makanan ikan, kembali ke alam semesta, mungkin nanti reinkarnasi jadi ikan ? Orang meninggal yg umurnya diatas 8 thn sampai 79 thn dibakar dulu baru di buang ke sungai .
     Tapi yang sudah berumur 80 thn keatas, mereka dibawa ke gunung yang tinggi untuk makanan burung besar disana, mungkin biar reinkarnasi dengan elang ? aku masih kurang jelas. Biar bisa terbang kemana2 melindu ngi keturunanya. 
Besok kami ada undangan untuk menghadiri pernikahan di Lobesa, kami harus beli apa? Dorji yang tau, dia beli kain putih seperti selendang dari sutraa lima lembar, beli beer satu lusin, amplop, pesta mulai  dari pagi, kami duluan biar tidak terlalu banyak orang, sebelum masuk ke rumah, kami persiapkan uang dalam amplop, di rumah pengantin sudah ada musisian dari Bhiksu, mereka baca sembayang om om om om give me money ?
     Tapi bunyinya seperti itulah  kami disuruh duduk, dijamu dengan macam2 makanan ringan  ada crispi rice, penuh didepan kita, aku ambil sedikit,  ada si nenek yang sudah 80 tahun duduk sendiri , mungkin dia sudah lupa ingatan ? Lalu pengantin datang  dan duduk, kami berdiri, Dorji duluan memberi kain putih yang dari sutra tadi, kepada kedua penganten, lalu kami menyusul, suamiku kasih kepada pengantin lelaki dan aku kasih ke pengantin perempuan .
     Kemudian uang yang didalam amplop kami taruh di atas meja, kami ambil photo sebagai kena ngan. Begitulah seterusnya orang mulai berdatangan untuk memberi cado, gantian lalu turun keba wah dimana banyak orang lagi masak makanan, sediain sirih, kita juga di kasih sirih, tapi aku tidak makan. semua yang datang di kasih minum soup, makan sirih, resepsinya nanti jam 11, masih banyak waktu, ada tarian traditional, wadohh kami beruntung benar, bisa melihat langsung acara pengantin, karena jarang  terjadi dan kebetulan kita ada waktu .
     Aku tanya gimana mereka bisa ketemu ? Mereka dua2nya masih muda umur 20 thn, si perempuan dari utara  jauh dari kampung laki2. Mereka kasih tau via telp (hp).modren juga yah ? si lelaki  nelpon ke salah satu nomor, asal2 saja yang terima si perempuan, nah cerita punya cerita mereka mulai akrab dan bertemu, cocok satu sama lain lalu menikah .semua biaya ditanggung yang laki karena dia anak tunggal ,bapaknya juga anak tunggal .

Minggu, 24 Februari 2013

Mastambunan,.


Temanku namanya Bueng Mastambuan .Kami berjumpa di Jogyakarta ,waktu masih umur 20 tahunan,lagi senang berteman atau punya pacar ,jaman dahulu .Aku kenalkan teman2ku dari sumatra ,dia kenalkan teman2 nya dari Sumbawa.pendek kata kami akrab berteman .maklumlah kami tinggal di asrama ,yang di. Awasi Suster katolik .
     Ting....ting..... ting....ting ,lonceng bebunyi jam 5 pagi  ,ini pemberitahuan harus pergi ke kapel untuk missa ,atau sembahyang.aku ikut ,gantuk lebih kuat ,sambil jalan seperti robot ,sampai di capel langsung berlutut  ke dua tangan sangah kepala percisnya di dahi seperti orang sembahyang.orang asik komatkamit aku ketiduran lagi ,pokoknya selama ibadah  aku tidur nyenyak.
     Tiba2orang semua keluar ,aku terbangun  ,mungkin karena brisik srek srek ,alas kaki .wah aku kaget  hampir semua teman sudah pergi,dikirain aku masih sembahyang.mulai saat itu aku tidak ikut lagi ke capel. Lain dengan Bueng dia senang ikut ke gereja ,padahal dia islam,dia lebih banyak ,tau nyanyian gereja dari pada aku.
     Dia senang ganti pacar ,sebenarnya dia sudah tukarcincin sebelum datang ke jogyakarta  .tapi baru satu tahun aku di ajak pergi ke surabaya ,ke tempat sepupunya ,kami ambil cuti bersama ,ke surabaya ,berangkat naik bis malam ,dan sampai di surabayu masih subuh .harus naik bis kota lagi  .ahirnya sampai juga ke tujuan ,Bueng telpon calonnya ,kami kenalan ,kelihatannya baik .kami keliling surabaya ,nonton ,ada pasar malam ,senang juga aku nemanin Bueng .sampai ahirnya harus pulang ke asrama lagi  ,tiket sudah dibelikan ,kami berangkat masih senang kelihatanya  ,saling mengucapkan  selamat jalan.sampai di asrama Bueng kasih tau mau kembalikan cincin kekasihnya ,dia mau putuskan ? 
     Aku merasa heran kok tiba2 gitu ya.?Nah dia benar 2kirim via post cincin yang selama ini di pakainya . Tau2nya dia lagi jatuh cinta sama orang Ambon ,yang pintar dangsa,,ini juga tidak lama ganti lagi dengan orang batak ,simanjuntak .Wah  gawat nih ,si orang batak kelihatannya ter gila2 ama dia .tapi sama juga ,putus lagi ,dia main sama orang tapsel ,lebih muda dari dia ,aku bilang masih anak ingusan .inilah yang ke berapa ?
      Aku sampai  mau balas dendam .Nah segaja aku berteman sama anak sumbawa ,ada dua orang yang pingin jadi  teman .Namanya Kafi ,ganteng orangnya ,Yang satulagi Arsat ,dua2nya seperti rebutan.aku berteman ama kafi ,sama seperti Bueng  kelihatan serius benar ,tapi sudah mulai serius aku putusin alasan agama berlainan.

Rabu, 20 Februari 2013

Hidup di asrama katolik.

Sesudah beberapa hari sampai di jogya  aku mulai tau tata cara orang jawa  ,halus  ,lembut kedengarannya ,harus nunduk kalau lewat di depan orang yang lebih tua dari kita, monggoooooo,atau permisiiiiiiiii.rasanya susah bagiku nunduk2, punggungku sakit, tapi orang pendatang harus menye suaikan diri dengan keadaan setempat.
    Kita harus belajar, kami dikasih makan tapi lauknya  tempe, tahu, kok aneh ? pikirku lauk kok tempe ?. Di rumah kami yang namanya lauk yah ,ikan laut, ikan asin atau ayam ,danging, .aku benar2 tidak bisa makan ,aku minta ganti dikasih greh ,(ikan asin ). Kadang telur asin ,tidak apa2lah yang penting tidak tahu,tempe. Temanku yang bernama sondang,  malah bawa semua lauk tempe ke kamar dan mulai di tusuk dengan jarum yang ada benangnya lalu digantung. Tiap kita ada lauk tempe semua di gantung seperti korden....dia asyik  bermain dengan tempe, kadang di bikin gambar, diwarnai katanya biar jadi barang antik . 
     Saking pingin nya aku ngomong jawa  aku mulai belajar sama sr katolik, aku tanya gimana yah , bilang selamat tidur dlm bahasa jawa ? Suster bilang  sugeng ngorok ..,! aku langsung praktekan  sa ma dia malamnya, " sugeng ngorok suster" ! eh... dia marah katanya itu saru? In. " Lho kan suster yang ajarin ?" baru dia tertawa setengah mati, berarti suster juga ngajarin yang kurang baik, aku tidak mau lagi belajar sama dia.
     Temanku Teo sudah dua tahun duluan dari ku, dia sudah mulai bisa bahasa jawa, kami rame2 pergi keluar beli kacang, tidak jauh dari asrama. Dia mulai nawar2, yang punya bilang kalidoso, dia tawar selawe, lho kok kamu naikkan harganya ? kata yg jualan , kan sudah saya kasih duapuluh ? nggak taunya dia juga masih kurang paham bahasa jawa, memang susah bagiku belajar bahasa jawa . 
     Pada awalnya aku hanya hafal selawe, uang beca ke malioboro, jadi kalau libur kami jalan kaki ke malioboro, pulangnya naik beca, kalau dia mau kasih harga selawe, tapi kalau tidak, kita  jalan kaki lagi sampai di asrama. 
    Pernah kami di undang makan2 dalam rangka syukuran oleh seorang kerabat yang baru selesai kuliah, kebetulan acara pestanya malam hari, maka kami harus minta ijin ke ibu asrama, katanya "oke" tapi jam 9 sudah masuk kandang. ya begitulah ... yang penting di kasih ijin keluar, ternyata tem patnya jauh...,  pulang nya jadi terlambat, sudah jam 11 malam, kami agak ketakutan. Sakin takutnya sesampai di depan pintu asrama kami copot sepatu biar bu biara tidak terbangun, pelan2 pintu di buka kepala jaga, kami masuk berjinjit, tiba2. terdengar klik pintu kamarnya terbuka, dia bilang : " ini jam berapa ?" kami seperti tikus masuk perangkap...hahahahaaa....???
     Dia bilang ,karena terlambat pulang ,kami dapat hukuman 3bulan tidak boleh keluar asrama .Bayangkan ,!lama juga nih.kami diam ,dia bilang lagi ,kalian haru tau,masih pendidikan ,blablabla,sanah tidur .besoknya kami ,berdiskusi ,gimana cari akal untuk bisa keluar .kami perhatikan ibu asrama tidur siang ,ada pintu keluar dari belakang asrama ,kalau siang di buka .Kami senang dapat Ide begitu baik ,kami ahirnya keluar dari belakang ,tapi siap2 cari alasan kalau kebetulan bertemu .tiap kali keluar kami bawa amplop di tas ,kalau ditanya kami bilang dari depan geposkan surat untuk orangtua .hahaha.
      Tapi suatu hari aku di panggil direktris ,Zr Martutini ,orang belanda galaknya minta ampun .aku kaget ,ada apa yah ?taunya dia kasihtau bahwa dia dapat telpon dari direktur sma ku dulu ,menyatakan bahwa sudah lama tidak kirim surat ke rumah .sialan ,ada2saja nih ,aku jawab aja sudah ku kirim.dia marahin aku :ince jangan seperti kacang ,lupa akan kulitnya . Dia tidak tau harus hati2denga wang saku yang tidak seberapa ,aku tidak pernah dapat wessel seperti teman2ku lainnya.wang saku yang sedikit harus beli sabun,seragam d l l ?gimana aku harus bagi2?susah deh makanya kalau tidak ada yang penting ,tidak mikir utk kirim surat,mereka di desa juga tidak mau tau dengan keadaanku ?.memang diasrama tdak terancam kelaparan semua tersedia tapi bukan cuma makan ?teman2 beli sepatu ,baju ,aku tinggal lihat doang .disuruh antar ke kota ,kamu sendiri tidak beli apa2.?
     Tapi aku bukan sendiri yang tidak pernah dapat kiriman.aku maklum orang tuaku ,adek2kumasih banyak berjejer dari belakang,mereka juga butuh banyak biaya,karena aku berpikir ,yang penting bebas dari tanggungan orangtua.banyak teman yang dari luar jawa,tapi kebanyakan dari mereka kiriman dari romo2katolik.maklum sekolah ini adalah kepunyaan katholik.Kadang kita mau di didik serti biarawati ,hehehe .cerita dengan biarawati ,mereka juga ada faforit dari romo,kadang aku lihat ,mereka seperti org pacaran aja nih .mereka masuk kamar jang tidak ada penghuninya ,lalu pintunya di tutup .mereka lagi apa disana?
    Kami bilang aja mereka lagi pacaran ,tidak boleh diganggu !sesudah satu jam mereka berdua keluar dengan muka ber seri2 .tapi zr yang satu ini ,aku paling tidak suka ama dia ,terlalu ber pura2 pintar ,cuma karena dia biarawati ,mereka jadi bos.kalau kita tidak pintar ambil hati;siapkan minum kalau idamannya datang ,dia marah 2.aku tidak pintar ber pura2 .memang makin lama kita bergaul dengan org jawa ,makin terasa juga mereka yang pura2baik didepan tapi begitu kau berpaling ,kamu mau di tusuk dari belakang.ini pengalamanku dengan sejawatku ,aku pikir dia bisa di percaya ternyata malah cari gara2biar aku dimarah sama ibu asrama.tapi saya pikir karelna dia cemburu ,karena aku sering di bezuk ,dia sendiri tidak pernah,aku tau dia pernah kirim surat ama anaknya pasien ,taunya tidak ditanggapi .bapaknya yang mondok cerita ama bossku ,lalu dia cerita sama aku ,saat itu bossku masih baik .saat itu aku dibilangin anak mas nya .
      Hemmm memang dia baik ,kadang sepatunya dikasih kalau dia sudah tidak suka .dia bantuin aku cari kos utk adekku yang baru datang dari kampung.Tapi karena dia sebelum masuk biarawati dia pacaran dengan orang sumatra ,wah sepertinya dia kembali ke zaman bahula waktu mereka masih pacaran .dia ceritakan semu,sampai ahirnya dia masuk biarawati.kakaknya yang laki masuk jadi pastor .mereka hanya dua orang bersaudara ,satu pastor satu biarawati

Senin, 11 Februari 2013

Bhutan

    Dua minggu telah berlalu, perjalanan yang mengharukan dan penga laman yang sungguh berkesan. Namanya Bhutan, sesudah berkeliling di indonesia kami sampai di Kathmandu /Nepal.
Pada umumnya Kota besar  di Asia, ribut, kotor, jalanya ber liku2dan ber lobang2, orang penuh sesak, ada yang pakai tutup mulut, bukan karena dia berpenyakit menular tapi, karena banyak debu. Aku juga ikut2an tutup mulut pakai selendang yang kubeli di Bali.
     Sebenarnya kami merasakan suasana yg kurang enak, kami  sudah mau angkat kaki dari kota ini. Tapi ada hal yg menarik saat kami jalan2 ke kota tua dan hampir di sepanjang jalan kami melihat banyak travel biro iseng 2 kami ingin tau, berapa duit ke Bhutan dan Tibet.
     Kami tanya beberapa travel untuk perbandingan harga,.kami putuskan untuk ke Bhutan,dan harus tunggu visa  satu minggu, kami tunggu, tapi sudah bosan di Kathmandu, kami pergi ke PoKhara. Jalannya tidak beraspal, wah ngeri banget ! , tidak berani melihat keluar, nanti jantung bisa copot, hahahaa, banyak bus kota yang kebut2an, saling  mendahului, sakin takutnya aku berpegangan terus ,mobil yang kita carter hanya mobil biasa dengan jalan yg begitu jelek, terasa bokong  kita ikut juga meloncat, xixixixi .
     Kami tinggal selama 4 hari di Pokhara, beda dengan Kathmandu, bersih sepertinya aku ingat di Bali, banyak tourist dari Cina. Udara bersih, kita mendaki gunung 6 jam, pulangnya kita naik taksi. Ada juga danau yg sangat indah dan terawat bersih. Kami pulang dari Pokhara 2 hari sebelum berangkat ke Bhutan. Kami tanya travel semua sudah beres, tinggal bayar tiket, guide, hotel, makan ,tidak usah bawa duit, semua sudah diatur disana. Yeaahuuu, tinggal berangkat, besok diantar ke Airport. Ada pesan dari Bhutan harus pakai baju yang agak tebal, karena lebih dingin, dari Nepal ter paksa harus buru2 beli jacket yang lebih tebal lagi .
     Nah besoknya kami siap2 untuk berangkat ke Bhutan, 3 jam sebelum penerbangan, jalan yang sering macet karena banyak trafik. Sampai di pesawat, penumpang tidak penuh, kita bisa ganti tempat duduk, dekat jendela, semua mau lihat mount everest, kami juga tidak mau ketinggalan, kebetulan cuaca begitu bagus, pemandangan bisa lebih jauh. Dengan camera yg ada zoomnya, kita bisa ambil photo yang indah dari pesawat saat mau mendarat di Bhutan Airport, tapi saat mau turun, benar2 menakutkan karena sayap  pesawat kelihatannya terlalu dekat dengan gunung, tapi pilotnya benar2 sudah hapal liku2 lembah, dimana mau belok, tidak sampai menyentuh gunung. 
     Kami turun dari pesawat, kami sudah ditunggu Mr Dorji di luar, langsung berangkat dengan mobil 4w dreive,comport, sebelum ke hotel kami langsung mengunjungi beberapa tempat wisata.
Sebelum ke hotel kami keliling dulu  ke tempat yang bersejarah untuk orang Bhutan, disana ada bekas Dzong yang sudah hancur, belum di renovasi, menurut cerita, tempat ini adalah pertahanan untuk melawan orang  yang datang dari Tibet, yang ingin mengambil negara Bhutan. Bhutan adalah negara kecil yg terdiri dari kerajaan .
     Rajanya baik  dan sangat di kagumi masyarakatnya, beristri 4 sisters, tiap istri punya Kraton sendiri sendiri. Kalau mereka lewat naik mobil, kenderaan lainnya harus berhenti. Ketika kami tiba di Paro airpot Bhutan, Rajanya berangkat ke India. Raja yang tua, menginginkan Bhutan menjadi negara demokrat, sekarang anaknya yang mengambil alih, di mana2 ada posternya, karena masyarakat  senang, kelihatannya.
     Tapi banyak yang merasa prihatin takut kalau seperti di negara lain, supaya menang pemilu semua ,jalan  ke kampung di bulldozer, tapi  tidak di aspal, kalau hujan turun jalan jadi rusak, gunung jadi erosi. Mereka tidak memikirkan  apa efeknya untuk orang kampung yang hidup dengan pertanian . Kami sampai di hotel, kamar kami  besar denagan balcon, jendela yang diukir bagus, cuma untuk aku sendiri masih terasa dingin. 
     Terpaksa aku minta ditambah electric hiter satu lagi .karena kamarnya besar susah untuk pemanasan, matahari sudah terbenam, besok pagi juga tidak kena sinar karena kami di bagian timur. dan sangat disayangkan, karena kami tidak bisa menikmati pemandangan dari balconnya karena kedinginan.
     Restorantnya bagus, semua sudah di pesan. Pelayan yang di hotel ada 3 orang, tapi yang menginap di hotel hanya kami dengan guide, ada juga Internet . Tiap kali kami mau sesuatu, di kantornya selalu kosong tak ada orang, kemana semua nya. ..? fikirku. Baru besoknya aku tau mereka punya kamar agak kepinggir  tidak ada hiter di kantornya, mereka kedinginan juga .
      Besoknya kami berangkat ke Thimphu untuk melihat Trashicho dzong.kita harus tunggu sampai  jam 5 sore, karena dipakai untuk administrasi negara dan juga untuk pengadilan, jadi tunggu keluar kantor . Sebelumnya kami pergi melihat statu bhuda yang terbesar di dunia? katanya, sebagai hadiah dari orang cina yg kaya dari Singapore.
     Memang bagus dan besar bisa di lihat dari segala penjuru, sebelum jam 5 kami sudah menunggu di luar, sudah ada juga touris lainnya yang antri. Begitu buka kami cepat2 masuk, yang lainnya masih foto2, jepret sana sini, batas hanya di luar, didalam tidak boleh, semua tas, camera, dititip di luar. .semua tidak boleh pakai cemera,  jadi cuma lihat thok, tidak boleh disentuh, ada ceritanya si Darta gautama ,tergambar disana.

Selamat tinggal desaku tercinta

Aku ini bukan binatang jalang dari kumpulannya terpisah, tapi seorang gadis belia yang ingin merantau, jauh dari kampung halaman, dan sanak saudara. Selesai sekolah menegah atas ( sma ) BTB, aku berangkat seperti teman2 lainnya untuk melanjutkan sekolah. Tapi sebelum berangkat harus mengurus surat2, tanda kelakuan baik, kesehatan tidak berpenyakit tbc. 
     Semua ber belit2, aku memeras tenaga dan waktu juga duit. My god, kok begitu banyak aturan ?..Tapi karena sudah bertekad harus berangkat, aku berusaha untuk persiapan tersebut. Darimana duitnya? susah juga harus cari akal, orangtua tidak mau tau, bagi ibunda tersayang anak perempuan cukup tamat sma, lalu menikah, dan berkumpul dekat2 disekitarnya. 
Karena dia sendiri tidak pernah sekolah, lain dengan bapak tercinta, tamatan sma zaman belanda, termasuk orang pintar dan bijaksana. Beliau mendorong maksudku untuk melanjutkan sekolah, aku jual padi, ketika mereka pergi ke pasar pada hari jumat, saya menjual padi sedikit dibantu sama temanku, cukup untuk semua urusan.
     Keberangkatan sudah ditentukan, kedua orangtuaku ikut juga mengantar putrinya yang keras kepala ini sampai ke Medan, kami menginap ditempat saudara bapa yang bekerja di brimop (polisi berselempang putih), kelihatannya gagah dan berbibawa, tapi masih tinggal di mess. Karena sempit untuk tiga orang tamu, aku saja yang tinggal disana untuk mengurangi pengeluaran.
     Pagi2 sekali kami berangkat ke Belawan, disana sudah mendarat Tampomas, kapal yang akan berangkat ke  Jakarta, membawa anak2 sekolah dan inang2 yang berdangang. Penuh sesak, seperti ikan rebus dan harus berlomba masuk untuk mencari tempat didek, berjejer tidak ada batas antara penumpang. Sampai diatas kapal langsung aku duduk, takut tempatku diambil orang lain.
     Saat kapal mulai bertolak dan meninggalkan Belawan terdengar lagu : "Selamat tinggal teluk bayur permai", di kapal aku berkenalan dengan teman satu sma, dan juga dari kota yang lain, cerita sepanjang pelayaran, kemana tujuan masing2. Dulu di Balige kita tidak saling mengenal banyak anak orang kaya, di antar naik mobil, aku sendiri jalan kaki turun dari gunung, kaki telanjang, baru dekat sekolahan di pakai, heheheheeee, biar tahan lama, pulangnya juga dibuka, ditaruh diatas kepala, sebenarnya sepatu untuk alas kaki, tapi kami bawa diatas kepala, karena itu jatah untuk  setahun . 
     Teman2ku yang tersayang kami tidak merasa kekurangan, tapi harus tau menggunakan dengan se baik mungkin, karena sudah terbiasa berlari setiap pagi biar jangan terlambat sekolah, kaki jadi tebal dan kuat, batu kita tendang, duri kita injak jadi remuk, ada juga baiknya tidak pakai sepatu.
      Dibidang olah raga aku tetap paling kuat, kalau ada pertandingan volly, lomba lari, pasti menang. Akhirnya kapal mendarat di Tanjung periuk, semua bergegas turun, angkat barang masing2, saling senggol, saling mendorong, biar cepat2 keluar, aku sama teman2 yang jumpa dikapal sudah bermak sud, langsung naik kereta api ke Yogya, sama2 dengan yang bertujuan ke Magelang. Tapi begitu aku turun, dan keluar pintu pelabuhan, aku di tanyai sama seorang bapak2, dengan anaknya, dia bilang "aku bapa udamu", mari ikut aku ke rumah .
     Aku ragu2, siapa tau ini ada maksud garong yang di bicarakan orang di desa2, hati2, banyak copet banyak pencuri, yang di incer orang2 yang baru datang dari seberang, dan terkenal orang orba juga. Sesudah di ceritakan bahwa bapak menulis surat padanya, kasih tau aku mau datang, dan memang aku pernah tau kalau di Jakarta ada adik mama, aku kenal, tapi suaminya ini aku hanya pernah lihat  difoto, itu juga sudah ber tahun2 lamanya.
     Aku berangkat dengan bapauda, teman2ku meneruskan perjalanannya ke tujuan masing2. Aku tinggal di Jakarta sudah hampir satu minggu , aku sudah bilang pada om kalau tujuanku ke Yokgyakarta, omku bilang" nanti kuantar ,beres" . Duit ku yang tidak banyak diminta omku untuk di simpan, nanti di kembalikan kalau aku mau pergi katanya.
     Untung ada teman sekampung yang sudah duluan berangkat ke Jawa, tiba2 saja dia muncul di rumah omku, aku senang setegah mati, dan dai tanya saya mau sekolah kemana? Aku bilang Yogyakarta. Ayo berangkat sekarang, aku di Mangelang, besoknya kami naik kereta api ke Yogyakarta, omku kembalikan duitku, aku percaya hitungannya benar, tapi ternyata kurang, lipatannya benar jumlahnya, tapi dalamnya berkurang .