Kamis, 02 Mei 2013

Naik bis bertingkat di Jakarta.

Sudah lama tidak pulang ke tanah air, tahun ini rencana mau ke kampung, Marina senang dengan anak2nya. Dia mulai persiapan, kado yang akan dibeli untuk adik2nya. Pilih yang lebih ringan, bawa barang terbatas, pakaian anak2 sudah penuh.
     Waktu sudah tiba, Marina sekeluarga mendarat di Cingkareng antri dulu beli visa untuk satu bulan, panjangnya memusingkan kepala. Harus sabar, anak2 sudah mulai bosan menunggu, mereka terlalu capek dengan perjalanan yang lama. Akhirnya keluar dari kantor imigrasi, pergi ambil bagasi. Adiknya sudah janji mau jemput di bandara, tapi tidak muncul, lalu mereka sekeluarga naik taxi, sudah mulai malam, Marina  salah alamat, tiba2 dia teringat ! "kami mau ke ciliduk pak, bukan ke cingkareng.
     Tau kan?" Pak taxi bawa keliling sampai di ciliduk harus tanya berapa kali , sudah jam sembilan malam baru sampai di rumah adiknya. Mereka  lupa semua atau memang sengaja tidak mau menjemput ? kurang tau. Besoknya harus ke kota lagi tukar duit. Nah keluar dari bank, mungkin sudah diikuti ?  Suami Marina mau naik bus yang tingkat dari sarinah, sebenarnya marina kurang senang, ada lagi ibunya, sudah tua jalan agak pincang. 
     Tiba2 seorang om sangat rapih pakai kacamata hitam, pakai tas president, dia bilang "om mau naik bus ke blok M?" " ya " jawab suami marina ikut naik ke bus, Marina dengan ibunya cepat2 menyusul Baru mau masuk, sepertinya bus padat benar, dari pintu masuk 3 orang desak2an dan dari dalam 3 orang bersama si om berdiri di depan pintu menghalangi suami marina.
     Taunya bus tidak penuh, masih banyak kursi yg kosong, semua yg berdiri di pintu masuk bus adalah rombongan copet, kemeja suami Marina mulai terbuka, dompetnya hilang dari kantong, surat kabar juga diambil. 
    Suami berseru dalam bahasa perancis, "pencuri, dompetku sudah diambil".Marina kasih tau ibunya, lalu ibunya bilang, "hei ...? jangan coba2 mencuri barang menantuku, kalian tidak sopan" .Kondektur bertanya: ibu darimana ? "Dari Balige", kata ibu marina, Kondektur bus sambil main mata berkata, "hei sana turun jangan diganggu" .Tanpa suara dompet dikembalikan, koran juga . 
     Berarti pencurinya orang batak kerja sama dengan sopir dan kondektur. Suami Marina heran kok semua di kembalikan, duit yang didompet juga tidak diambil?. "Wah orang batak tidak mau mencuri sukunya" katanya. 
    Marina melanjutkan perjalan ke Yogyakarta ,mulai kehabisan duit, minta tolong dengan mertua , untuk kirim duit, nanti di kembalikan. Harus ambil ke jakarta, suaminya berangkat naik kereta api , tapi pulangnya naik bus, dia harus tunggu di stasiun bus Lapangan banteng . 
     Disana dia di kerumuni orang yang mau jual batu cincin, mulai desak "ayo mister coba lihat nih... ? ..."yahhh bagus tapi saya tidak pakai cincin!!!' mereka mulai cerita, istri saya dari  Balige, semua jelas karena dia sudah pergi kesana. 
     Tiba2 suami marina merasa situasi yang tadi tengang, berubah menjadi persaudaraan, satu2 pergi menjauh, malah ditanya kalau mau minum, ayo.. minum bir sama2. Wah kekeluargaan orang batak  kuat sekali, dia jadi teringat waktu di sulawesi.
    Jumpa seorang perwira, pangkat kolonel, sedang bersama di bus, tertulis ada marganya..dan kebetulan sama dengan istrinya...dia lalu menyapa..."hello kamu satu marga dengan istriku" ,katanya lalu kenalan. 
     Tujuan Gorontalo, kolonel berhenti sebelumnya, dia tawarkan kalau mau menginap di rumahnya , sampai di Gorontalo kira2 jam 1 malam. Akhirnya Marina sekeluarga menerima tawaran untuk menginap di rumah kenalan barunya, besoknya mereka diantar ke tujuan ," tulang kolonel baik bangat yah," katanya anak2nya, di bawa renang, jalan2 di daerah tersebut.
     Suami Marina heran, cuma karena satu marga saja, sudah seperti saudara kandung ? "hebat orang batak" katanya, sampai sekarang mereka masih berhubungan. Kalau ada waktu mereka pergi berkunjung ke rumah nya .    Fin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar