Selasa, 02 April 2013

Alisyia dengan Pisau Ajaibnya.

    
Mereka sebelas bersaudara,hidup sebagai petani di bukit yang indah, tiada taranya. Sebenarnya mereka hidup berkecukupan, dengan pelitnya sang ibu, kita tidak heran, apa aja bisa dijadikan duit. Mereka kerja keras, sambil sekolah, anak2nya harus banting tulang, dari yang masih ingusan sampai yang sudah besar. Alisyia lahir sepertinya prematur, badannya kecil, rambutnya selalu rasta( gimbal), walaupun sudah di buka atau di gunting, besok hari akan kembali lagi rambut rasta ( gimbal )nya, sayang saat itu belum lagi model seperti sekarang... hahahahahaaaa
     Dia dibawa berobat ke mana2, tidak ada yang tau penyakitnya apa?. Kulitnya seperti bersisik , sering nangis, mungkin juga karena sering sakit jadi kurang gizi ?. Sampai satu tahun badannya tetap kecil, sebentar lagi sudah mau punya adik. Nah suatu hari ibunya pergi ke pasar sekalian mau mampir ke mantri kesehatan, yg memiliki indera keenam( seperti dukun ).
     Tapi ketika mereka sampai di tempat praktek sang mantri kesehatan, mantrinya diam saja, tidak menegur mereka, sang ibu merasa jengkel, dia mau batalkan rencana berobatnya, tapi tiba2 suara berat sang mantri memecahkan kesunyian,  sambil menarik asap rokoknya dalam2 dia bertanya : "apakah ada diantara keluarga ibu yang dukun ?". Sang ibu menjawab ; "ya..pak.! ibuku sendiri, tapi kini sudah tiada". 
     "Nah pulanglah kalian, berikan apa yang beliau senangi semasa hidupnya, dan taruhlah pisau dibawah bantal anakmu, karena beliau  mau mewariskan pengetahuannya pada anakmu" katanya. Mereka pulang lalu pesan sang mantri diceritakan sama suaminya.
     Mereka potong ayam kesukaan almarhumah, lalu disajikanlah semua apa yang beliau senangi semasa hidup, dan tidak lupa dibawah bantal Alisyia ditaruh pisau yg sdh karatan, "luar biasa" sejak saat itu rambut Alisyia kembali normal, dan yg paling membahagiakan dia sehat kembali.
     Walaupun badannya kecil, dia ditugaskan menjaga sapi, dan kerbau, karena kakaknya yang laki sudah berangkat kuliah. Dia sebenarnya masih senang main2, kalau di negara maju, tapi di keluarga ini tidak ada istilah anak kecil bebas untuk bermain. Dia harus bawa pulang sapi perahan, dan kerbau kalau tidak,.. cambuk lidi sudah siap sedia .
     Kadang dia takut pulang karena sebagian dari ternak sapi dan kerbau ada yg tidak bisa masuk kandang, karena sesuatu dan lain hal, dia tertidur di pohon apokat yang di tanam di kebun, dekat kuburan. Dia tidak takut, mungkin nenek penjaganya masih tetap hadir dimanapun dia berada ...hahahahaaaa. 
     Sampai dewasa masih ada saja penyakitnya, tapi dia tidak pernah mengeluh, baginya hidup adalah anugrah yg berjalan seperti air mengalir. Sekarang dia hidup bersahaja dengan suaminya, mereka kerja sama, dalam suka - duka hidup ini, dan mereka bahagia. 
    Di mana2 masih ada yg namanya cemburu sosial, demikian juga dalam keluarga Alisyia, bila kamu punya lebih banyak, maka saudaranya yg lain mulai berhitung pendapatannya berapa ?, seperti tidak ada kerjaan saja. Kalau kamu susah semua tidak kenal, takut kalau dimintain bantuannya.
     Alisyia orang yg tabah, dia selalu menghibur dirinya dengan pepatah orang bijak "dunia ini berputar, bagai roda pedati, kadang dibawah, kadang diatas" katanya. Sekarang susah nanti ada saatnya ber senang2, tertawa adalah obat yang paling bagus. "Jangan lupa pisau ajaibmu" .Fin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar