Rabu, 03 April 2013

Hantu,Dibelakang Gereja.


"Bulan april adalah hari yang bagus" katanya, tapi ada kabar buruk yang mengagetkan pendu duk setempat bahwa tadi malam, ada sekelom pok remaja yg ketakutan dibelakang gereja.
     Malam minggu tepatnya, ada sepasang pemuda/i yang mau kawin lari, karena orangtua nya tidak setuju atau tidak mampu mengadakan pesta perkawinan secara adat, biasanya kalau di desa diadakan acara muda/i sebagai perpisahan buat teman2nya, sebelum yang kawin lari di berkati di gereja, sesuai dengan adat setempat.  Karena ini adalah malam terakhir, kampung pengantin banyak dikunjungi muda-mudi dari desa2 lainnya. 
     Marina tidak mau ketinggalan, dia pergi dengan saudara sepupunya, ikut meramaikan pesta malam itu, setelah pesta usai sekitar jam 3 pagi mereka pulang  pakai obor, karena kondisi desa masih gelap gulita. Nah begitu sampai di tikungan jalan kira2 tiga puluh meter di belakang gereja, terdengar suara benda yg dilemparkan dari pohon mangga, bassss.....tepat di depan Marina, ternyata kodok besar, ...sontak...bulu kuduknya berdiri.....eeehhh..baru mau teriak...tiba2...datang lagi lemparan yang ke 2 , jatuh didepan sepupunya yg bernama "Tiabuna", tidak cukup sampai disitu, lemparan ke tiga jatuh didepan Bonura sepupu Marina yg lain. Untuk mengurangi rasa takut mereka bertiga bernyanyi  sambil jalan lebih cepat biar sampai di rumah, tapi sepertinya ada orang lain yang seolah -olah mendahului mereka dengan posisi di depan. 
     Kalau ada persimpangan jalan mereka di tunggu, jika mereka sudah dekat dia menjauh lagi . Mereka bertiga sama melihat bayangan orang itu, tapi tidak saling memberitahukan satu sama lain , karena mereka dalam kondisi nerves, takut yang lainnya jadi ikut ketakutan.
     Baru sampai di gerbang desa hantunya hilang tidak kelihatan lagi, mereka baru mulai bernafas, langsung masuk di kolong rumah panggung, kata orang tua, "hantu tidak mau masuk kolong"
     Mereka bertiga cerita apa yang dilihat, ternyata tiga2nya sama, saling menjaga biar temannya tidak ketakutan. Pada hari minggu saat mereka ke gereja, mereka ceritakan pengalaman subuh tadi pada teman2nya, ternyata bukan hanya mereka yang mengalami ketakutan. Ada pemuda dari kampung lain, belum tau tentang tikungan yang menakutkan itu. 
     Dia pulang  sendirian saja, sampai di tikungan belakang gereja, ada batu besar, disana  dia melihat ada orang sedang duduk, tetapi sepertinya kepalanya di tutupin handuk, dikirain paktua yang tinggal tidak jauh dari gereja itu .
     "Si pemuda tanya kenapa kamu duduk disini ?", Dia tidak menjawab, lalu si pemuda mencoba membuka handuk yang dikepala orang itu, malah mutar lagi...... ternyata tidak ada wajahnya, cuma ada bentuk seperti kepala. Si pemuda mulai merasa takut, berarti ini adalah hantu.
     Dia ingat kalau rambut di bakar hantu akan lari, lalu dia tarik rambutnya lalu dibakar pakai korek api, kebetulan dia perokok seperti lokomotif, dia percepat langkahnya pulang, tetapi sama seperti Marina dan teman2nya, dia di ikuti, tapi selalu posisi di depan, kalau di persimpangan jalan dia ditunggu bayang2 seperti manusia yang tidak jelas wujudnya, setelah tiba di desa dia akan meng hilang.
     Dari mulut ke mulut cerita itu tersebar, orang kampung mulai merasa takut lewat tempat itu kalau sudah sore atau malam. Kebetulan belum lama, anak laki2 yang tinggal dekat gereja itu baru saja meninggal. Dia anak seorang pelayan Tuhan, dia tidak pernah marah atau dendam, selalu baik dengan masyarakat, setiap bertemu dengan warga selalu  bersalaman sebagai simbol perdamaian.
     Kebetulan almarhum anaknya sebaya dengan Marina, baik budi juga, dia sering antarin Marina kalau pulang agak sore dari kota. Dia pernah bilang sama Marina" hidup ini seperti bunga", pagi hari mekar indah, tapi besok hari sudah layu. Beberapa hari berselang sebelum dia meninggal, dia sunduk dengan rokok tangan Marina, "untuk kenangan" katanya.
     Setelah dia meninggal, Marina baru ingat akan kata2nya, memang dia sudah rencana untuk mengakhiri hidupnya. Karena dia ingin melanjutkan sekolah, tapi orang tua tidak mampu, teman2nya sudah berangkat. Dia minta bantuan dari pacarnya, kebetulan guru s,k,p..Dia bantu sebisanya, tapi belum cukup, kebetulan ada pasar malam tidak jauh dari kotanya, dia pakai uang dari pacarnya, siapa tau menang main judi bisa menutupi kekurangannya.
     Huhhhh ...siallll....!!! ternyata kalah, dia malu, lalu pulang ke tempat kostnya, dia bunuh diri dengan cara minum racun, tapi dia gambar dulu jam berapa dia minum, dan sebelumnya dia tulis surat untuk ibunya tercinta.  Satu kampung geger tidak mengira anak pemuka agama, seorang pemuda ganteng dan pintar akan mengakhiri hidupnya dengan cara begitu.
     Bapak merasa sedih dan malu, anaknya melakukan hal itu, tidak lama kemudian dia juga meninggal karena kesedihan yang sulit di atasi. Anaknya di beri nama yang bagus, "Tampuk" .
   Gereja itu masih tetap ada disana sampai sekarang, dari belakang tempat hantu dibuldozer jadi jalan besar, kemungkinan hantunya juga sudah pindah tempat....takut dengan keramaian dan penerangan jalan...... hahahahhh......Kalian percaya? Fin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar