Senin, 25 Maret 2013

Kenangan Masa Kecil

     Marina kaget ??? .......Dia sudah berusaha membatu orang tuanya sedapat mungkin di desa yang terpencil dan jauh dari segala-galanya, mereka bekerja keras sampai anak yang baru lahir aja sudah harus berdikari ?.persis seperti burung, kalau sudah bisa terbang, lepas dari tanggungan induknya. Sama halnya dengan Marina, dia masih umur 4 tahun, tepatnya hari jumat, orang tuanya pergi ke pasar, tinggallah dia berdua sama adiknya, dengan si ompung yang sudah pikun .
     Marina membawa adiknya mandi sekalian bawa air sebisanya, yg letaknya agak jauh dari rumah. Disana dia lihat ada ular lagi mandi, Marina ambil ranting lalu di pukulnya air dekat ular itu  biar pergi. Dia tidak takut karena orang tua bilang, ular itu penjaga mata air. 
     Mereka pulang dengan adiknya, karena sudah sore, Marina menanak nasi biar orang tua senang kalau nanti sudah pulang, dia merasa sudah tau caranya. Setiap hari dia melihat mamanya nanak nasi Dia ambil periuk yang dibuat dari tanah, dia ambil beras, lalu di tuangkan semua, lalu di taruh air yang di bawanya tadi, ketika dia mandi. Lalu dinyalakan apinya, pelan2, setelah beberapa saat memasak, dia mulai mencium bau gosong, ternyata airnya lebih sedikit dibandingkan dengan beras, dia minta air sama ompungnya, tapi ompungnya bilang "tidak ada", api mati, nasi yang dimasak jadi hangus.
     Begitu orangtuanya sampai di rumah, dengan bangga dia berkata, "mak aku sudah masak nasi" .Dia kirain orangtuanya juga senang dan bangga dengan apa yg dia kerjakan, tapi malah sebaliknya , Ibunya geram dan marah, dia dipukuli dengan lidi yang kecil tapi kuat aik... aik.... dia menagis se jadi2nya, ayahnya diam aja, ibunya semakin menjadi2 tidak henti2nya memukul, sampai anaknya tak berdaya, karena sudah terlalu sakit, badannya bengkak sampai pada bagian mukanya hingga dia tidak sadarkan diri.....dia pingsan.  
     Malamnya Marina panas tinggi, ayahnya marah, tapi sudah tidak ada gunanya, mereka sibuk harus turun lagi ke kota membeli obat penurun panas. Marina masih ingat namanya Naspro, lalu di kompres badannya. Malukah mereka ?.... Marina kurang tau, tapi Marina tidak pernah lupa kejadian itu sampai sekarang. Terlalu berbekas dihatinya, kadang air matanya masih keluar, bila ingat kejadian itu. Apalah gunanya anak kecil disiksa ? Toh nasinya sudah gosong ? Ataukah hanya untuk kepuasan? atau karena beras terlalu mahal, dan mungkin untuk makan satu minggu ?...entahlah.
     Marina merasa tersiksa, kadang dia diam aja, makin lama makin besar dia lebih dekat dengan bapak, si ibu senangannya gomel, cerewet. Marina makin menjauh, dia malah pernah tidak omong sama ibunya. Kalau ibunya beli bahan untuk baju, Marina tidak ambil pusing, dia simpan dilemari , sampai ibunya jengkel dan ngomel  lagi, marah lagi, Marina sudah biasa, lebih baik tidak pakai baju yg dibelikan kalau ibunya yang milih.
    Semua kebutuhan sekolah dia minta sama bapaknya, Ibunya sampai merasa cemburu, dia bilang Marina anak bapak. Dia tidak tau kalau Marina masih ingat kejadian masa kecilnya, dimana saat itu dia berfikir kalau bukan dia yang ingin dilahirkan,? Marina mau keluar dari kumpulan ini, dia mau bebas, kadang dia bermimpi terbang jauh.... jauh, sejauh jauhnya mata memandang. Dia tidak pernah terima perlakuan ibunya sendiri.... sekejam itu untuk menyiksa dirinya ? "padahal ibunya sendiri selalu dimanja orangtuanya" katanya.
     Ah memang penyakit kali atau karena keadaan ekonomi? entahlah. Marina berjanji tidak akan kawin dengan sukunya sendiri, dan sedapat mungkin pergi jauh dari kota kediamannya, dan tidak banyak anak. Impiannya terlaksana, tapi malah kasihan dengan orangtuanya, bapaknya meninggal satu tahun sesudah dia berumahtangga. Dia malah membantu ibunya untuk menyekolahkan adik2nya yang berjejer dari pendidikan paling bawah sampai kuliah.
     Ingat waktu bapaknya meninggal, banyak sanak saudara termasuk orang2 kampung pada ngomong, 'anak2 yang kuliah yah pulang aja ,mau apa lagi" .Biasa orang kampung selalu banyak usil untung Marina pulang, dia bilang tidak yang kuliah berangkat semua kami yang berurusan. Adek2nyja berangkat semua melanjutkan kuliahnya ,Marina untung dapat suami yang baik dan pengertian mereka bagi2, wang penghasilannya.
     Mereka yang baru aja sampai di negaranya belum ada pekerjaan yang menetap ,Tapi mereka bagi2 agar adek2nya dapat melanjutkan sekolahnya. Dia lupa akan masa anak2 dulu ,walaupun ibunya masih tetap mengutamakan laki.Itulah katanya tradisi yang tak pernah masuk akal Marina.Marina yang sudah terbiasa melawan yang tidak benar ,walaupun dia masih kerja tidak jarang ada masalah ,tapi karena dia merasa benar ,dia berani,keluarpun jadi.Sekarang dia bahagia dengan keluarganya ,dia tidak pernah lalu tangan sama anak2nya ,karena pengalaman waktu kecil.FIn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar