Senin, 04 Maret 2013

Petualangan Pertamaku .

Mungkin orang tidak percaya, tapi ini benar2 terjadi di tahun 1976. saya sudah berniat berhenti kerja dari rumah sakit, karena makin lama, umur tambah bilangan, aku tidak berminat mengabdi seperti biarawati. Kebetulan ada teman yang sedang bertugas di Jepang dan bersedia membantu, tapi syarat pertama harus ada pasport. Mengurus paspor harus dimulai dari pak rt, lalu ke polisi, untuk bukti berkelakuan baik, tidak terlibat G30 s. Tapi jalanku lagi mujur, malam itu aku terima pasien baru anak  polisi yang bertugas di kantor polisi, dia bilang kalau mau ada urusan ke kantor polisi, dia bisa antarkan supaya lebih cepat. 
     Menurut kebiasaan harus antri dulu, tapi karena ada yang antarkan, surat2 yang kubutuhkan satu hari sudah beres, dibuat dua foto copy sekalian. aku ditanya untuk apa surat2 tersebut, saya bilang untuk mengurus pasport ke semarang. Waktu itu memang mengurus paspor harus ke semarang, bagi saya sangat merepotkan, harus ambil cuti paling tidak 2 hari. Apa boleh buat, walaupun capek, saya merasa senang  karena semua keperluan sudah beres dan ada lagi surat pengantar.
     Nah tinggal mengatur waktu supaya bisa berangkat. Aku minta jaga malan, supaya libur dua hari, maksudku berangkat minggu, senin ke kantor imigratie. Tepat malam kamis datang pasien baru, dan aku yang menerima, aku lihat kerjanya di kantor imigratie.Ternyata yang mengantar adalah direktur dari kantor tersebut. Sebelum mereka pulang, dia berikan kartu namanya, kalau ada urusan di imigrasi semua harus melalui dia. aku bilang "ya pak".
     Aku tanya beliaunya apakah kantor imigrasi sudah ada di jogya sekarang ?. Langsung dia jawab "ya" kalau mau mengurus pasport datang aja kesana katanya.Wah alamat baik ini fikirku, tanpa tiding aling- aling, langsung kusampaikan recanaku mau mengurus paspor," besok aku datang ya pak" jawabku. Boleh cari aku nanti katanya. Kutanya lagi siapa tau salah salah dengar, karena menurut cerita teman2 harus ke semarang, teman2ku yang duluan pergi ke Jerman semua ke semarang, dan harus bayar RP.40.000,-
     Dia bilang sekarang sudah bisa di Yogya, "datanglah", katanya. Betapa bahagianya aku, tidak usah pergi ke semarang, besoknya sesudah laporan, kuajak temanku, tidak merasa ngantuk, pergi ke kantor imigratie, tidak jauh dari airport. Sampai disana aku tanya pak Sumardi direkturnya, pegawai bilang mau apa .? Sepertinya dia acuh saja, mungkin mau mempersulit urusan.
     Ternyata pak Sumardi adalah benar2 kepala kantor imigrasi, beliau dengar percakapan kami dari dalam kantornya, dia langsung keluar, sampai sekarang saya masih ingat wajahnya, langsung dia persilahkan masuk kantornya. Aku serahkan semua berkas2 yang mau kubawa ke semarang, tapi dia ambil potocopynya saja, dan dia panggil anak buahnya, "bantu dia untuk pasport" katanya .
    Anak buahnya yang tadinya kelihatan bertingkah waktu kami datang, langsung nunduk2 dia berikan formulir untuk diisi, dan ditanda tangani. PakSumardi tanya kapan mau ambil ? Dia bilang besok sudah jadi. Yahuuuu senangnya hatiku urusan pasport sudah beres, besoknya aku pergi mengambil dan hanya bayar Rp.5 ribu saja. Pulangnya kita diantar lagi sama pak Sumardi pakai mobil sendiri, aku sangat berterimah kasih pada beliau, masih ada juga orang yang baik pikirku .
     Bayangin bila aku harus ke semarang, harus cari penginapan, harus bayar ongkos, dan Rp.40 ribu untuk pasport?. Duh.... ampun... .sampai disini aku benar2 merasa jalan yang kutempuh mulus benar , mudah2an semua lancar untuk seterusnya. Begitu pasportku ada ditangan, aku langsung nulis surat ke teman di Jepang, supaya dapat beli tiket pesawat dan menulis surat jaminan, untuk visa.
Ampunnnn .....deh..pasportku ku bawa2 kemanapunaku pergi saking senangnya, kutunjukan sama bossku karena dia tidak percaya aku mau pergi hahahaha. Aku kebetulan jaga sore berarti masuk jam 3 sore, aku pas lagi keluar, siangnya dapat telpon dari kantor Garuda, disuruh ambil tiket, kebetulan bossku yang terima.
    Sorenya dia kasih tau, baru dia percaya bahwa aku mau keluar," berani yah In?" katanya, "megapa tidak ?" jawabku. Setelah tiketku sampai aku mengundurkan diri, mereka memberi hadiah, tapi pada umumnya bakal batik, kujahitkan semua jadi baju, bossku merasa kehilanga, katanya "harus cari empat orang sebagai penggatiku". Dia bilang dia juga mau keluar, aku merasa dia sedih dengan kepergianku. Tapi aku masih ada urusan ke Jakarta untuk visa, sesudah barang2 kutitip di rumah teman, aku berangkat ke Jakarta naik KA Bima, ada teman baik yang traktir hehehe.
    Sampai di stasiun adeku datang, kebetulan diakuliah di jogya, ada juga teman dari asrama yang ikut mengantarku ke stasiun. Selagi asyik nunggu kereta api, tiba2 aku jumpa lagi sama pak Sumardi, dia masih ingat saya," lho mba Ince belum berangkat ?" katanya. Aku bilang masih mengurus visa dan surat jaminan pak, ini baru sampai, jawabku.
     Dia bilang "tidak perlu, pergi aja ke travel biro, bawa tiket dan kasih tau namaku" katanya. Aku bilang terimakasih, baik bangat beliaunya, dia kenalkan istrinya, cantik seperti putri solo. Kereta api sudah datang, kami naik, tak lama kemudian kami di suruh pergi ke Bagong restaurant, semua sudah disiapkan untuk makan malam, lawuknya daging ayam harus pakai piso, hehehe ternyata paha ayam keras, pisonya tumpul, aku duduk berhadap2an  dengan suster berkerudung. Aku potong kaki ayamku brammm..... langsung melayang garpunya, ke lantai, rasanya malu banget, tapikan kuhibur diriku,... bukan salahku pisonya yang tumpul, hehehehe...masa bodoh, kuambil paha ayam dengan tangan lalu kusantap. gak usah pura2 seperti orang barat, di asrama juga cuma pakai garpu dan sendok.
     Begitu sampai di Jakarta aku langsung ke traevel biro yang di sarankan pak Sumardi, mereka bilang dua hari beres, hanya dengan membayar Rp.5000. Nah semua sudah beres tinggal tunggu tanggal keberangkatan saja. Aku berangkat dari Bali, sekalian jalan2, ada juga teman yang mau gantarin dan bayarin. Karena gajinya lebih banyak, kadang2 dia berlagak seperti orang kaya, dia selalu bilang gajiku satu bulan sama dengan gajinya 2jam memberi prifat les, paling aku hanya bisa bilang berbahagialah kamu. Pernah dia datang ke asrama setelah terima gaji, dia pamer .? kamu tau In berapa isinya ? ada RP. 200 ribu rupiah katanya, aku tau gajinya besar tapi tidak usah pamer kan , dikirain aku ngiler kali yaaa .
     Saat itu kebetula masih suasanaNnatal, dia tawarin aku beli celana levis, "cocok dah In" katanya, aku bilang sekalian atasannya ? Ok... oke...katanya. Dia juga  mau mengantar saya ke Bali, dia bilang , "bagus In kamu harus keluar dari indonesia". Jadilah kami berangkat bersama sampai di pulau bali, tiga hari kami keliling, sambil lihat2 pemandangan dan sekaligus recopirmatie tiket ke Denpasar.
Aku bersamaan dengan orang Jepang, kami berusaha untuk sama2. Besoknya pagi2 sekitar jam9 kami berangkat, naik ke pesawat, senangnya aku, belum pernah naik pesawat.
     Sisa uang rupiah kukasih sama adekku yang tinggal di jogya, tinggalRp.15 ribu, di tasku dengan pasport, saya tidak mikir apa2, temanku yang antar ke Bali juga tidak ingatkan kalau rupiah tidak laku di mana2, satu dollar pun tidak ada, hanya 15 ribu ,mau ke jepang . Kita stop over di Hongkong , aku ikutin dia, tau2nya dia cuma sampai di Hongkong, kamu transit katanya, aku lihat ada yang bilang transit- transit lalu di kasih semacam blok, aku naik lif.
     Baru kali ini juga aku rasakan kaku karena takut jatuh, aku lihat orang yang didepan, oh...oh tidak apa2. Lama juga di hongkong, ceritanya aku mau minum cocacola, tapi tidak punya dollar, aku diam aja tunggu sampai di pesawat baru minum. Di dekatku ada orang Piliphina, mereka juga tidak punya dollar, duduk seperti aku nih, dia mulai cerita asalnya, tujuannya mau kerja di Jepang.
     Dia tidak punya buku vacsinasi yang diharuskan kalau ke Jepang, kalau tidak harus masuk karantie waktu itu, Tapi waktu sudah habis tidak terasa kita naik ke pesawat, penuh dengan orang America, kami ber cakap 2 tanya asal dari mana ? Pramugari bagi2 kan untuk imigratie, aku bilang aja tolong di isikan yah ini pasport, dia mau, baik2 pramugarinya. Sampai di Tokyo, aku mau ikut orang Amerika, ternyata mereka terus ke Kyoto kota lainnya, cuma aku sama orang Piliphina yang berhenti di Tokyo, aku tanya sama orang yang kerja di airport dimana yah mau ambil bagasi ? Dia jawab wakaranai.  Untung ada pramugara, datang, tanya kalau ada yang jemput, aku bilang ada. kami keluar sama2 .
     Seperti yang kuceritakan sebelumnya ,aku sampai di Tokyo ,kebetulan hari itu terjadi pemogokan lalulintas, terpaksa kami menginap di hotel besar, tidak jauh dari airport. Kami harus turun ke bawah dimana ada restaurant, di tata sedemikian rupa, sehingga kelihatan menarik, negara sakura ini, memang terkenal dengan artistiknya, merangkai bunga, ikabana, mereka sudah tradisi, apapun bisa dibuat jadi cantik dan menarik.
     Aku kagum pada mereka, orangnya ramah 2 , walaupun aku tidak mengerti apa yg mereka bilang , tapi dengan caranya nundukkan kepala, kita tau maksud mereka, tidak seperti di Jogya sampai lipat dua saking nunduknya. Aku lihat semua ambil pakai copstik, aku mengikuti cara mereka, mulai ambil apa yang ada di meja, semua disusun dengan rapih, sepertinya sayang kalau di ambil, terlalu bagus , itu semua makanan ada ikan mentah, masih merah2, namanya chachimie, temanku lahab bangat makannya .
     Ada juga nasi yang digulung, namanya shushi, aku berpikir dalam hati, gimana aku bisa ambil dengan copstik ? Aku ambil yang bisa kutusuk, lalu kutaruh di piring, lumayan juga, tidak kelihatan aku belum bisa pakai copstik. Aku duduk, lalu kutanya temanku, gimana yah caranya ? Diajarin tapi aku makin tidak tau, kesal rasanya, padahal aku sudah lapar, perutku sudah mulai berkeroncong.
     Aku bawa sepasang copstik ke hotel, aku belajar terus taunya gampang, aku senang nanti sore bisa makan lebih banyak. Besoknya kami berangkat ke Kyoto, terkenal dengan tempel bhudis, banyak dari anak sma, yang ikut rekreasi atau mereka dengan guru2nya. Mereka tanya saya dari mana, aku bilang indonesia, honto ne.. ,mereka keliling minta tanda tangan, aku kasih aja, tapi megapa mereka minta tanda tanganku ? Temanku yang bule tidak diminta ? Sampai sekarang tdak terjawab .
     Dari sana kami terus ke Nara, kami menginap di hotel tradisional, tidur di tatami, langsung kasurnya di lantai, sudah di sediakan kimono utk tidur. Untuk mandi ada opuro, kita bersabun dulu diluar lalu masuk berendam, airnya bisa ditambah, lebih panas kalau suka, bagiku aneh, mereka hanya mandi satu kali sehari. Di jogya kita mandi sampai 3 kali sehari, tapi menurut orang bule yang kujumpai, orang Jepang "gila "mandi tiap hari ?????
     Sekarang baru aku tau jawabnya.....sesudah ke Eropah, mereka benar2 mandi cuma sekali seminggu, biasanya cuma di lap2 barang2 yang perlu biar tidak bau kali. Sesudah keliling di beberapa kota, kami sampai di Kochi, kami tinggal di appartement, penghuninya ada 6 apparteman. Ada dua opuro(kamar mandi) jadi kita bergilir tiap hari, siapa yang membuat opuro, aku tanya gimana caranya ya ? Kayu di beli dimana ? Kami beli kayu untuk opuro, seperti di jogya aku selalu menawar, semua ketawa ter-pingkal2, disini harga pas katanya.
     Tetanggaku yang duluan bikin opuro, mereka duluan mandi lalu dikasih tau ke sebelah, Wada chan opuro dojo ? Lalu di jawab Haiiiii. Selesai wada chan, pintu kami di ketuk marinchan opuro dojo, aku jawab seperti mereka, haiii domo....aku sudah mulai tau nih,aku turun mau mandi, duh ampun tinggal separoh airnya dan sudah kotor, lagi pula wadachan gemuk kalau dia masuk ke dalam, otomatis air semua keluar, aku merasa jijik tidak jadi mandi, kumasak air panas di rumah.
     Kalau tidak kami mandi di sento, publik atau utk umum, lebih enak semua langsung telanjang ,perempuan satu tempat, laki2 disebelah, seperti kolam renang. Mau tidak mau aku mulai belajar bahasa jepang dengan tetanggaku. Iga chan  baik, bisa sedikit bahasa inggris, kita harus bisa ngira2, apa maksudnya. Aku mulai "belajar" bilang terimakasih dalam bahasa jepangnya ? : dia bilang : "domo arigato goncaimasta" aku fikir kok panjang bangat? cuma bilang "terimakasih"!.
     Pokoknya apa yang kudengar, ku ulang2, biar tau, kalau ada telpon, mereka jawab monchi2, bukannya dijawab hallo?.wah memang susah, tidak segampang bahasa indo. Aku mau cari kerja, mana mungkin ? Tidak bisa bahasa jepang, aku cari kesibukan belajar naik sepeda setiap hari....asyiiiikkk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar