Minggu, 10 Maret 2013

Selamat Jalan Nenek Inge

Si nenek sudah umur 102 tahun, tapi masih bisa hidup sendiri di rumahnya. Pikirannya masih bagus, tapi penglihatannya sdh agak berkurang, begitu juga dengan pendengarannya, walaupun belum sampai tuli. Masa mudanya sangat indah tidak ada yang kurang, dia pintar melukis, sehingga dia di kirim orangtuanya ke Paris, untuk masuk ke sekolah seni rupa. Seperti biasanya, mereka mulai melukis pakai model orang yang segaja dipilih tidur telanjang bulat didepan, dan semua mulai melukis dengan cekatan, karena waktu terbatas .
     Oh ya.....si nenek namanya dulu Inge, saking senangnya dia cerita, apa yang mereka kerjakan di sekolah kepada sang bapak. Besoknya langsung dia dipanggil pulang, tidak jadi sekolah. Dia bawa hasil dari pekerjaannya dan dia simpan sebagai kenangan. Di kereta api dia berjumpa dengan seorang perjaka, cukup kaya, mungkin suatu jalan kali, ketemu jodoh kalau di tempatku. Tidak terlalu lama pertunangan, kemudian, acara pernikahan .
    Mereka pergi berbulan madu ke India, tapi pulang dari sana sesuatu hal membuat dia kecewa, karena suami tidak bisa melakukan fungsinya sebagaimana umumnya yg di impikan oleh pengantin baru yang sedang berbahagia. Suami tidak dapat melakukan tugasnya, karena dia pernah sakit polio. Karena sudah berjanji sehidup semati, walupun apa yang terjadi, Inge tetap tinggal bersama dengan suaminya, mereka banyak pesiar ke negara2 lain.
     Mereka berpisah, karena suaminya meninggal sesudah berumur 70th. Inge ditinggalkan banyak harta, rumah besar di pinggir danau. Suaminya sebagai notaris terkenal di kota tersebut, kantornya di ambil alih oleh keponakan Inge sekalian dengan klien. Tapi dengan syarat dia harus menanggung biaya hidupnya. 
     Sejak dia jadi janda, dia selalu pakai baju putih dengan maksud agar semua orang tau bahwa dia masih virgin. Pada saat umurnya 80thn, dia minta ponakannya untuk  mengantarnya ke rumah teman karena sudah agak malam, ternyata dia pergi nonton film porno, mungkin dia kesana hanya untuk menikmati kemesraan yang tidak pernah di alaminya. Dia jadi terbiasa, sampai akhirnya dia cerita pernah diikutin laki 2 pulang dari cinema.
     Setelah umur 102 thn dia mulai bosan hidup dan ternyata ada tumor di perut. Di negara ini ada tempat khusus yang bisa membantu orang, kalau ingin mengakhiri hidupnya dengan rela.ump kalau pasien berpenyakit yang tidak mungkin di obati. Nah Inge angkat telp, dia bilang kapan dan dimana ada tempat ?
     Disuruh tunggu dua minggu, sepertinya dia tidak sabaran, semua dia tulis apa yang akan dimuat di koran, pembagian hartanya, sampai acara penguburanya, bukannya menyanyi gereja tapi lagunya Breel. Kalau aku mati nanti, saya lebih senang melihat kalian menari dan tertawa bla...bla....bla, Ini disiapkan semua dengan rapih diatas mejanya. Sesudah waktunya tiba dia diantar ponakannya , seperempat jam sebelumnya, dia seperti tergesa- gesa, takut ketinggalan kereta api.
     Dia disuruh masuk kamar dan ditanya lagi, apakah masih mau dilanjutkan ? dia jawab; "ya". Lalu dia disuruh minum biar dia tenang, katanya cukup dua teguk, tapi dia langsung habiskan satu gelas penuh .Dia pergi seperti yang dia inginkan, seperti orang yang tidur nyenyak. "Selamat jalan Inge ".FIn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar